Senin, 27 Juli 2009

Rezeki Dari Arah Lain


" kak bagaimana kalau dagangan es kacang ijonya gak laku, kan hari lagi hujan deras" kata seorang adik kepada kakaknya pada sebuah tempat pemberhentian bis. Si kakak hanya diam , dia tidak bisa berkata apa-apa untuk meyakinkan adiknya. Semenjak pagi mendung memang telah menyambut mereka berdua, akan tetapi dagangan es yang telah di persiapkan dari semalam harus tetap dijual. Belum satupun dagangan mereka yang laku, sementara jam hampir memasuki waktu sholat dzuhur " Kakak gak tahu dek, tetapi ibu pernah mengatakan bahwa rezeki ada di tangan tuhan. Hari ini tuhan hendak mencoba keyakinan kita dengan memberikan siraman air hujan" kata sang kakak yang sebenarnya lebih banyak meyakinkan diri sendiri ketimbang adiknya yang masih termagu memandangi air hujan.




Kabut awan diangkasa semakin gelap seperti akan memasuki waktu maghrib, padahal pada jam yang sama jika cuaca normal maka matahari tepat berada diatas kepala. Adiknya masih bermain-main dengan air hujan, tangan kecilnya yang sebelah kiri sibuk memainkan tampias air hujan dan tangan kanannya memutar-mutar payung yang di bawa dari rumah. Sekolah masih libur, biasanya es dagangan mereka di bawa kesekolah untuk dititipkan pada warung depan sekolah dan sewaktu pulang, dagangan tersebut diambil, jika ternyata esnya masih banyak , mereka menjualnya berkeliling dan setelah itu baru pulang kerumah. " Dek, bisa pinjam payungnya , saya mau supermarket yang didepan itu ?" tanya seorang bapak dengan pakaian rapi seperti pulang dari kantor. Adiknya memberikan payung tersebut dan mengikuti bapak itu disampingnya. Tidak beberapa lama kemudian adiknya tiba. " Kak, bapak tadi ngasih aku uang lima ribu" kata adiknya dengan bangga. " Ya sudah simpan saja uangnya" kata kakaknya yang masih cemas dengan dagangan mereka.

Dari jauh terlihat seorang bapak tua kehujanan yang berusaha mencari tempat berteduh. Ternyata bapak tua itu seorang pengemis dan dia langsung duduk di pojokan halte bis.
" Nak antar ibu ke ujung gang sana yah, anak ibu sedang menunggu disana, ibu lup bawa payung" kata seorang ibu kepada adiknya. Tidak beberapa lama adiknya sudah menghilang bersama ibu tersebut ke ujung jalan yang dimaksud oleh ibu tadi. Setelah itu beberapa saat kemudian adiknya sudah tiba kembali " Kak aku dapat sepuluh ribu lagi" kata adiknya sambil menunjukan uang tersebut. " Ya sudah kamu simpan lagi saja" jawab kakaknya masih dengan raut wajah cemas. Beberapa kali adiknya memberikan pertolongan dengan mengantar orang yang ada di pemberhentian bis tersebut ketempat yang mereka minta dan beberapa kali pula tambahan dana mengisi kantong kecil adiknya, tetapi fikiran sikakak tetap fokus pada barang dagangnya yang masih utuh atau belum terjual sama sekali.

Setelah menunggu lebih dari satu jam, akhirnya hujan berhenti, tidak satupun orang yang berada di pemberhentian bis tersebut yang membeli dagangannya, bisa saja mereka berkeliling dengan menggunakan payung, tetapi berdagang es ditengah hujan tentulah kurang efektif dan membuang tenaga sehingga mereka berharap di pemberhentian bis tersebut ada yang membeli, tetapi ternyata keadaan bertolak belakang dengan harapan mereka. Kakak beradik tersebut menyebrang jalan menuju supermarket di sebrang jalan dan berniat berjualan di depannya. Bapak tua yang tadi duduk di pojokan halte berjalan di samping mereka tanpa melihat kanan kiri. Tubuhnya masih basah, hal itu yang mungkin menyebabkan bapak tersebut tidak fokus dengan jalanan karena dia tampak kedinginan. Tidak beberapa lama kemudian tubuhnya limbung dan jatuh diantara genangan air. Kedua kakak beradik tersebut berusaha menolong dengan mengangkat dan memapah bapak tersebut kembali ke halte. Terseok-seok tubuh kecil itu memapah seorang lelaki tua yang ukuran badannya dua kali mereka. Sesampai di pinggir jalan, tiba-tiba terdengar suara benturan cukup keras. Termos es dagangan mereka yang masih berda di tengah jalan tersenggol kendaraan roda empat, semua isi berhamburan dan banyak yang hancur terlindas ban kendaraan umum yang lewat.

Sang kakak mengambil termos tersebut, tidak ada isi yang tersisa semua terbuang. Termos masih dalam keadaan baik, hanya sedikit goresan akibat benturan dengan batu jalanan. Setelah merasa kondisi bapak tersebut agak membaik, mereka pulang kerumah dengan wajah lesu. " Ada apa nak , kok wajah kalian lesu begitu ?...es nya gak laku? ya gak apa-apa ..kan memang cuacanya tidak mendukung" kata ibu mereka dengan bijaksana ketika mereka sampai dirumah. " Bukan cuma tidak laku bu tapi juga , es nya rusak semua karena terjatuh" jawab sang adik. Sang kakak menceritakan kejadian yang menimpa mereka sewaktu di tempat pemberhentian bis. " Emang adik dapat uang berapa ?" kata ibunya mengalihkan perhatian kedua anaknya dengan menfokuskan hasil dari menolong orang lain dengan memberikan pinjaman payung, mirip tukang ojek payung di terminal. " gak tahu bu coba hitung aja " kata sang adik sambil merogoh kantong dan menyerahkan semua kepada ibunya." Wah ini lumayan banyak hampir empat puluh ribu rupiah...lebih banyak dari jualan kalian kalo laku semua yang hanya dua puluh ribu, selain itu kalian juga telah menolong orang lain dan itu juga sebuah rezeki loh" kata sang ibu dengan tersenyum"...tapi kan bu kalo lakukan jadi tambah banyak..." kata sang kakak masih dengan nada sedih.

" Rezeki Allah itu dari mana saja, kita hanya berusaha dan Allah lah yang memutuskan apakah usaha kita layak mendapat hasil atau tidak, dan Allah pula yang memutuskan apakah hasil itu di peroleh dari yang kita usahakan atau dari tempat lain yang kita tidak duga sebelumnya. Banyak orang yang salah sangka dengan mengira bahwa hasil yang mereka peroleh dari usaha mereka. Tidak, banyak yang telah bekerja keras tapi hasilnya tidak seberapa dan ada juga yang bekerja ringan tapi hasilnya sangat banyak. Tugas kita hanya berusaha sekuat tenaga dan diniatkan karena Allah, insyaAllah hasil yang kita peroleh baik itu sedikt atau banyak akan mendapat ridho dari Allah" kata ibu mereka sambil memeluk kedua anaknya.





3 komentar:

  1. Wah ceritanya memang unik...

    Memang Rizki sudah ada yang mengatur...
    Kita tidak berhak menentukan datanganya rizki lewat mana...itu merupakan hak prerogatif Alloh...

    salam kenal
    Bang David sofyan...

    BalasHapus
  2. Contoh yang tepat untuk menjelaskan "rezeki dari arah lain". Terima kasih. Boleh dishare?

    Salam,
    Roosdiana

    BalasHapus
  3. Rezeki dari Allah. semua sudah mengetahui, tetapi bagaimana Allah menurunkan rezekiNya tidak ada yang tahu, ketidaktahuan itulah yang menuntut kita untuk selalu berusaha. Untuk mas Towo salam kenal kembali dan untuk mbak Ros silahkan dishare artikel yang dianggap berkenan

    BalasHapus