Jumat, 05 Juni 2009

Mencari Yang Hilang


Kesunyian terkadang menenangkan. Kepenatan dalam menjalani rutinitas harian menjadi luruh dalam kesunyian malam ini. Lembaran halaman buku dibuka mencari sesuatu yang bisa menambah gizi di kepala tapi entah mengapa tangan tanpa berhenti terus saja mengambil notebook dan search masa lalu kembali dimulai. Ya mencari teman yang hilang. Jika anda tipe orang yang suka memikirkan masa depan, maka saya termasuk orang yang suka bermain-main dengan masa lalu, mengobrak abrik isi kepala mencari cerita yang tidak pernah terselesaikan. Penuh liku dan warna, sejak pertama kali terdampar dikota Jakarta pada tahun 1986.

Diantara hujatan dan pujian Facebook menjadi sarana paling efektif mencari teman-teman yang hilang. Satu persatu kawan lama mulai bertegur sapa.Tidak semua memang, karena dinegara ini tehnologi informasi belum begitu memasyarakat, tetapi sekali terkena demam maka negara ini bisa jadi pasar paling di incar diseluruh dunia, saksikan saja perang tarif pulsa di media televisi yang memakan dana untuk iklan saja sampai hitungan trilyunan jadi jangan tanyakan keuntungannya.

Sayang empat sahabat dari sekolah menengah atas dulu masih belum menyentuh tehnologi ini. Seperti kain yang dirajut, cerita seseorang tidak selalu berjalan lurus, tetapi mengikuti pola. Pola yang telah didisain sedemikian rupa oleh sang pencipta. Pola yang kita bolak-balikpun tetap menuju arah yang sama. Terlepas dari itu, ketika melihat salah satu teman lama, selintas seperti ada rasa yang pernah tertinggal disana yang terkubur bersama waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar