Sabtu, 06 Juni 2009

Demi Waktu


Pekerjaan banyak menyita waktu. dua puluh empat jam selalu terasa kurang pada saat sekarang. Pekerjaan dan keluarga menempati peringkat teratas dalam pembagian waktu. Cerita tidak lepas dari rutinitas, bahkan untuk sebagian orang bermain juga merupakan sebuah rutinitas. Waktu telah mengubah pola hidup kita. Ketika sedang membolak-balik buku, diantara kalimat yang tersusun rapi , ada kata mutiara lama terlihat " Orang yang bahagia adalah orang yang bisa memanfaatkan waktu" dan versi lainnya yang senada adalah " orang bijak adalah yang pandai membagi waktu". memanfaatkan dan membagi waktu terhadap apa? entahlah


Yang jelas didalam agama, standarisasi pemanfaatan waktu adalah jika waktu yang digunakan bisa bernilai ibadah, karena penggunaan waktu adalah sesuatu yang suatu ketika mesti dipertanggung jawabkan. Didalam Al Qur'an dalam surat Al 'Ashr ayat satu sampai tiga adalah teguran Allah terhadap para pengguna waktu. Lalu bagaimana caranya agar setiap waktu itu bernilai ibadah ? tentu saja jawaban akan sangat subjektif dan variatif, sama ketika sore ini saya melihat orang di facebook banyak menggunakan kata-kata idealis dalam tag wall nya, entah dimaksudkan untuk beribadah atau hanya sekedar mengundang komentar.


Waktu seperti pedang bermata dua, seperti mesin yang tidak pernah berhenti berputar. Kitalah yang harus mampu beradaptasi dengan waktu sampai suatu ketika waktu kita berakhir. Jika hari ini kita masih mampu membuka-buka buku sejarah sebagai kilas balik dalam melangkah kedepan maka langkah kita sekarang adalah sejarah yang akan menjadi tolak ukur selanjutnya bagi keturunan kita kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar