Kamis, 16 April 2009

Learning By Doing

Hari sabtu sepulang kerja saya biasanya mampir ke toko buku sekedar melihat-lihat siapa tahu ada buku yang cocok untuk dibaca. Semua buku pastilah bagus karena para penerbit bukan orang bodoh yang mau menerbitkan sembarangan buku, permasalahannya penilaian ada ditangan pembaca tidak perduli secara objecktif atau subjektif karena jika dikatakan buku bagus tapi tidak ada yang suka , mau ngomong apa.
 
Tema-tema yang lagi membanjir adalah novel motivasi yang terinspirasi dari novel Laskar Pelangi dan Ayat-Ayat Cinta. Hal yang sama juga dapat kita jumpai pada masalah agama dimana hal yang disampaikan biasanya hal-hal yang ringan bahkan ada yang diadaptasi dari novel luar seperti "The Secret" atau "Law Of Attraction" yang berbicara mengenai hukum ketertarikan, artinya buku-buku baru tersebut sebenarnya hanyalah islamisasi buku-buku barat atau ada juga yang mengatakan hanya mendompleng ketenaran buku tersebut, tapi bagi saya pribadi apapun itu selama masih bisa bermanfaat bagi orang lain silahkan saja karena tidak setiap orang telah membaca buku aslinya.
 
Saya sempat berfikir bahwa banyak nya buku bertebaran yang bersifat pencerahan apakah juga telah mencerahkan penulisnya , maksudnya sang penulis lebih dulu tercerahkan baru kemudian mencerahkan orang lain. Jika saya mengaca pada diri sendiri saya bukanlah tipe yang seperti itu artinya apapun yang teman baca saat ini adalah pembelajaran diri yang belum tentu lebih baik ketimbang para teman yang membacanya, ya mungkin istilahnya "Learning By Doing"
 
Saya teringat sewaktu dulu sekolah, salah satu guru saya sempat berkata bahwa cara belajar yang inspiratif adalah dengan mengajar artinya kita dipaksa untuk mengerti terlebih dahulu sebelum memberi pengertian kepada orang lain. Pertanyaan nya setelah yang memberi dan diberi pengertian telah mengerti lalu siapakah yang lebih baik dalam mengamalkan atau mendapatkan manfaat dari pemahamannya tersebut ? bisa jadi justru yang di beri pengertian lebih mendapatkan manfaatnya ketimbang yang memberi. Tapi paling tidak jika ia seorang penulis dia mendapatkan reward dari tulisannya, itu saja mungkin.
 
Renungan Pendek, Jakarta 17/04/09