Jumat, 17 April 2009

Cerita Dibalik Mozaik Kehidupan

Hari itu tampak mendung, awan hitam bergulung menggumpal di angkasa dan angin bertiup cukup kencang karah utara, arah laut.  Para penjalan kaki nampak banyak menyiapkan payung sedangkan para pengendara sepeda motor mulai berhenti dan mengenakan jaket anti hujan, hal seperti ini mungkin tidak banyak pengaruhnya dengan pengendara roda empat kecuali kemacetan yang memang biasa hadir dikala hujan. Tapi saya yang termasuk dalam kategori nomor dua agak malas mengenakan jaket tersebut sementara tangan terus memegang tarikan gas tanpa ada tanda-tanda mau berhenti.
 
Didalam hidup  , disamping skenario yang telah baku atas diri kita juga terdapat banyak cuplikan cerita yang menghiasi berbagai kejadian disekitar kita baik yang bersinggungan langsung dengan kita maupun yang tidak. Ketika saya sedang mengetik tulisan ini tentu sedang terjadi berbagai drama diluar diri saya dalam berbagai versi mungkin ada yang menggembirakan , ada yang menyedihkan mungkin juga ada yang berakhir dramatis.
 
Serpihan air hujan seperti menderu kearah wajah berbaur dalam kelebatan angin yang hampir mengguncang sepeda motor yang saya kendarai,. Air hujan hanya rintik-rintik walupun diatas kepala awan hitam pekat telah menyelubungi, tetapi hati saya tetap mengatakan hujan tidak akan mendera tubuh ini. Di pertengahan jalan genangan air telah berubah menjadi banjir kecil , tampak telah terjadi hujan cukup deras sebelum saya tiba. Telepon berdering teman yang berada di belakang sekitar lima belasmenit perjalanan atau jika kecepatan motor tiga puluh kilo meter perjam karena cukup macet berarti sekitar satu setengah kilometer dibelakang, mengatakan bahwa dia sedang terekena hujan yang cukup deras.
 
Jika sebelumnya awan yang menggumpal ada didepan beberapa menit kemudian awan itu telah pindah kebelakang, arah yang berlawanan dengan motor yang saya kendarai. Awan itu telah melangkahi saya dengan meninggalkan oleh oleh banjir sekitar lima puluh centi didaerah cawang, saya kebetulan menuju arah UKI. Beberapa kendaraan tampak ada yang mogok. Mozaik ini tentu saja memiliki hikmah tersendiri dimana jaket yang saya kenakan hanya terkena serpihan air hujan yang tidak seberapa disisi lain  persis pada saat yang sama di tempat yang sama kejadian berbeda menimpa orang lain.
 
Mungkin saja esok hari kejadian sebaliknya menimpa diri kita siap atau tidak siap. Malaikat pembawa rahmat dan ujian datang berdampingan hanya saja kita tidak tahu yang mana yangakan menghampiri kita, namun demikian seperti Kata Allah dalam surah Alam Nasyrah "Fainna maal 'usri yusron, Inna maal 'usri yusro" sesudah  kesulitan pasti ada kemudahan dan hal ini diulang sampai dua kali.
 
Renungan Pendek, Jakarta 18/04/09