Berapa banyak informasi atau ilmu pengetahuan yang telah kita dapat hari ini ? Apakah informasi atau ilmu pengetahuan tersebut menambah keyakinan kita akan sesuatu atau sekedar menambah file pada memori otak kita ? Apakah pekerjaan atau karya atau sesuatu yang kita lakukan saat ini berdasarkan informasi atau ilmu pengetahuan yang didapat pada waktu lalu atau ide yang muncul seketika atau hanya sekedar pengulangan dari sebuah rutinitas ? Apakah sesuatu yang telah kita ketahui dan pahami kemudian kita yakini secara otomatis merubah perilaku kita ? jika tidak lalu apa fungsi dari pemahaman dan keyakinan yang telah kita peroleh ?
Alasan untuk melempar batu tidak secara otomatis membuat batu tersebut berpindah tempat, karena alasan atau sebab bukanlah merupakan sebuah energi gerak tetapi pembangkit energi gerak sebagai contoh pembangkit tenaga listrik berbeda dengan listrik, demikian pula listrik dan bola lampu berbeda walaupun ketiganya mempunyai keterkaitan mutlak, karena jika kita urut mundur maka tidak akan ada gunanya bola lampu tanpa listrik dan listrik tidak mungkin ada tanpa pembangkit tenaga listrik. Seperti itupulalah posisi pemahaman dan keyakinan serta melaksanakan yang diyakini merupakan suatu kesatuan substansi yang mempunyai fungsi berdiri sendiri.
Dalam khasanah keberagamaan dinegeri kita ini orang-orang yang berilmu dan mempunyai kemampuan dalam memperkuat bahkan merubah keyakinan orang lain , banyak terhenti hanya pada mewacanakan apa yang telah dia pahami dan yakini. Tidak banyak yang mampu meneruskan pada merubah perilaku dan ahlak diri apalagi orang lain. Perhatikanlah para pendakwah yang bertebaran dan buku-buku agama yang berserakan tidak mempu berbuat banyak terhadap kemaksiatan dan kemerosotan ahlak, tampaknya seperti ada skenario lain yang menghendaki agar kita hanya pintar berwacana.
Disisi lain tampak bahwa apa yang telah kita lakukan tidak menunjukan pada apa yang telah kita pahami dan ketahui. Apakah seorang perokok tidak mengetahui bahaya rokok ? dia tahu , akan tetapi ada kehendak lain yang menghalangi pengetahuan tersebut sehingga akal tidak bekerja secara semestinya jika pun bekerja maka akal hanya mencari pembenaran dari pekerjaan kehendak tersebut. Penampikan fungsi akal dan pemahaman seperti ini juga tergambar dalam Al Qur'an surat Al Anbiyaa 65-66 dimana nabi Ibrahim memposisikan patung besar dalam menghancurkan patung kecil yang telah dilakukannya
...."Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?"
Pada hakekatnya apapun yang telah kita pahami dan yakini maka diserahkan kepada Allah SWT agar hati kita dialiri kehendak dalam melaksanakannya seperti tergambar dalam surat Ath Thalaaq ayat 3........ Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu
Alasan untuk melempar batu tidak secara otomatis membuat batu tersebut berpindah tempat, karena alasan atau sebab bukanlah merupakan sebuah energi gerak tetapi pembangkit energi gerak sebagai contoh pembangkit tenaga listrik berbeda dengan listrik, demikian pula listrik dan bola lampu berbeda walaupun ketiganya mempunyai keterkaitan mutlak, karena jika kita urut mundur maka tidak akan ada gunanya bola lampu tanpa listrik dan listrik tidak mungkin ada tanpa pembangkit tenaga listrik. Seperti itupulalah posisi pemahaman dan keyakinan serta melaksanakan yang diyakini merupakan suatu kesatuan substansi yang mempunyai fungsi berdiri sendiri.
Dalam khasanah keberagamaan dinegeri kita ini orang-orang yang berilmu dan mempunyai kemampuan dalam memperkuat bahkan merubah keyakinan orang lain , banyak terhenti hanya pada mewacanakan apa yang telah dia pahami dan yakini. Tidak banyak yang mampu meneruskan pada merubah perilaku dan ahlak diri apalagi orang lain. Perhatikanlah para pendakwah yang bertebaran dan buku-buku agama yang berserakan tidak mempu berbuat banyak terhadap kemaksiatan dan kemerosotan ahlak, tampaknya seperti ada skenario lain yang menghendaki agar kita hanya pintar berwacana.
Disisi lain tampak bahwa apa yang telah kita lakukan tidak menunjukan pada apa yang telah kita pahami dan ketahui. Apakah seorang perokok tidak mengetahui bahaya rokok ? dia tahu , akan tetapi ada kehendak lain yang menghalangi pengetahuan tersebut sehingga akal tidak bekerja secara semestinya jika pun bekerja maka akal hanya mencari pembenaran dari pekerjaan kehendak tersebut. Penampikan fungsi akal dan pemahaman seperti ini juga tergambar dalam Al Qur'an surat Al Anbiyaa 65-66 dimana nabi Ibrahim memposisikan patung besar dalam menghancurkan patung kecil yang telah dilakukannya
...."Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?"
Pada hakekatnya apapun yang telah kita pahami dan yakini maka diserahkan kepada Allah SWT agar hati kita dialiri kehendak dalam melaksanakannya seperti tergambar dalam surat Ath Thalaaq ayat 3........ Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar