Rabu, 27 Januari 2010

Bersyukur Dalam Kesulitan

Setelah lama berputar-putar keliling Jakarta tanpa hasil, Taksi yang dikemudikan Pak Zumhari akhirnya di pesan seseorang dari komplek perumahan mewah, "Alhamdulillah, ternyata rezeki Allah tetap menghampiri hambanya" kata Pak Zumhari didalam hati. Menit berlalu dengan cepat berganti jam , tapi orang yang hendak menyewa belum keluar juga. Pak Zumhari tetap menunggu sambil sesekali menanyakan kepada penghuni rumah itu. Memasuki jam ke dua kesabaran Pak Zumhari hilang, dia meminta uang tunggu sebesar dua puluh ribu rupiah selama dua jam menunggu. Pihak rumah tidak ada yang mau memberi karena merasa belum membatalkan order. Pak Zumhari menunggu satu jam lagi dengan harapan orang tersebut keluar, tetapi kekesalan dan umpatan keluar dari mulut Pak Zumhari berbeda seratus delapan puluh derajat dengan syukur yang dipanjatkannya tadi.
 
Hari itu Pak Zumhari tidak bisa memenuhi setoran dan akibatnya dia bisa tidak membawa uang kerumah untuk belanja harian. " Ternyata Allah belum memberikan kita rezeki hari ini" keluh Pak Zumhari kepada istrinya. " Pak, si Amin sakit, dari kemaren panasnya tidak turun-turun, bahkan beberapa kali muntah, bawa kedokter Pak " sahut istrinya memberitahukan mengenai keadaan putra mereka. " Uang kita tidak cukup untuk biaya rumah sakit, sedangkan puskesmas malam begini mana buka bu " jawab Pak Zumhari. "Tapi bapak mau melihat kondisi anak kita begini terus ?, bawa sajalah Pak, masalah uang kita pikirkan nanti" kata sang istri mulai panik. Akhirnya mereka membawa anaknya kerumah sakit. Sesampainya di rumah sakit , mereka segera mendaftar untuk memasukan anak mereka keruang pemeriksaan tetapi mereka dihadang oleh kenyataan harus membayar jaminan sebesar satu juta rupiah.
 
Perdebatan terjadi antara pihak rumah sakit dengan Pak Zumhari. Memberikan jaminan adalah salah satu dari peraturan rumah sakit dan Pak Zumhari tidak bisa berbuat apa-apa, rasa kemanusian sekarang hanya jadi barang dagangan yang di pertontonkan di tivi-tivi. Sewaktu Pak Zumhari akan membawa anaknya pulang, tiba-tiba pihak rumah sakit memanggil dan mempersilahkan mereka memasuki ruang pemeriksaan karena sudah ada yang menjamin biaya pengobatan. Tidak hanya uang muka tetapi seluruh biaya pengobatan tersebut di tanggung oleh seseorang yang tidak dikenal." Alhamdulillah ya Rob pertolonganMu telah datang" jerit hati Pak Zumhari.
 
Beberapa saat kemudian beberapa orang polisi mendatangi rumah sakit, mengabarkan bahwa salah satu perampok yang melakukan aksi kejahatan di dareah tersebut melarikan diri kearah rumah sakit. Ciri-ciri yang di sebutkan Petugas kepolisian sama dengan orang yang memberikan bantuan kepada Pak Zumhari, tentu saja khabar ini kembali mencemaskan hatinya. " Ya Allah mengapa rasa syukur hamba selalu di ikuti oleh rasa cemas "  kata Pak Zumhari dalam hati sambil menangis. Rumah sakit hendak membekukan dana yang telah di pergunakan untuk membiayai pengobatan anaknya sampai ada konfirmasi dari pemilik dana yang sebenarnya.
 
Keesokan harinya Perampok tersebut berhasil di tangkap dan kekantor polisi untuk mengurus segala keperluan dan mengambil dana yang tersisa , korban perampokan tersebut mendatangi rumah sakit, sehubungan dengan kejadian penggunaan dana yang salah arah. Setelah mendengarkan asal mula kejadian pemilik uangtersebut mengikhlaskan dananya untuk biaya pengobatan Pak Zumhari, tidak hanya itu Pak Zumhari diminta untuk menjadi supir pribadinya. Orangtersebut ternyata orangtua dari penumpang yang hendak menyewa taksinya tadi pagi, tetapi orang tuanya mendadak meninggal setelah pingsan beberapa saat. hal itulahyang menyebabkan Pak Zumhari harus menunggu lama dan akhirnya dibatalkan.
 
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Al Baqarah ayat 214)
 
Salam
 
David Sofyan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar