Selasa, 02 Juni 2009

Cita-Cita Yang Kandas


Sebuah kata mutiara mengatakan, hari kemaren adalah mimpi dan hari esok adalah visi, jangan jadikan hari kemaren sebagai sebuah penyesalan dan jangan pula menatap hari esok dengan ketakutan. Kita selalu berharap pengalaman kemaren selalu bisa bermanfaat hari ini dan rencana hari ini bisa berguna esok hari. Semua itu adalah harapan dan harapan adalah bagian dari doa. Sama seperti doa, tidak semua harapan terwujud dengan nyata dan hal tersebut tidak perlu menjadikan kita berhenti untuk berharap.

Setelah lebih dari tujuh belas tahun tidak bertemu, Sugianto sekarang bekerja pada perusahaan perkakas alat-alat rumah tangga, Kamin masih bekerja pada bagian administrasi di sekolah Muhammadiyah di Jakarta, Ali tidak terdengar kisahnya selain terakhir kali terdengar sebagai buruh harian di pasar induk Cipinang begitupula dengan Jaja, hilang tanpa tahu rimbanya. Memang cuma ada lima kepala pria dikelas itu, Sekolah Menengah Ekonomi Atas , memang waktu itu tidak begitu top untuk kaum adam, yang lebih memilih jurusan tehnik. Menjadi minoritas membuat tali persaudaran begitu kuat, tak disangsikan, silahkan tanya kepada teman-teman kita di negeri orang yang sedang menuntut ilmu.

Banyak cerita tak terperi, yang tergores pada kurun waktu hanya tiga tahun. Sungguh waktu yang singkat untuk kenangan yang tersimpan begitu lama. Mereka mampu menyembunyikan kisah menyayat hati dengan senyuman khas remaja yang hendak meraih cita-cita, dan akhirnya cita-cita tidak tidak pernah terwujud. " Apa yang diharapkan orang tuaku terhadapku sama dengan apa yang aku harapkan dengan anaku saat ini, meraih cita-cita setinggi mungkin, walau hati kecilku takut kalau anakku berubah menjadi aku saat ini dan menyimpan harapan berikutnya pada anaknya.......tidak pernah berkesudahan akhirnya" kata Sugianto terakhir kali bertemu sekitar dua tahun yang lalu.

Hari ini entah mengapa, saya malas membaca buku-buku yang menorehkan kisah-kisah sedih yang berakhir bahagia, mungkin tidak ada yang mau menulis buku yang berakhir sedih juga karena siapa yang mau membaca ? bisa jadi pembaca merasa tidak ada harapan disana, selain curahan perasaan semata. Tapi kenyataan juga sering berkaca pada mimpi yang tidak pernah menjadi nyata, yang tersimpan dibuku-buku hati dan terkunci mati disana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar