Sejarah bintang gemintang tetaplah sebuah misteri yang terangkum dalam proses penciptaan alam semesta. Warna pemikiran orang dari waktu ke waktu akan selalu bersaing dengan kemilau bintang tersebut. Diterimanya pemikiran seseorang oleh khalayak ramai bukan berarti menjadikan pikiran tersebut menjadi sebuah kebenaran, walaupun pemikirannya telah mampu mensejajarkan namanya diantara bintang-bintang, tetapi paling tidak kita sepakat mengatakan bahwa hasil dari pikiran tersebut adalah bukti tentang keberadaan seseorang. Artinya jika kita belum bisa menyumbangkan pemikiran yang bisa bermanfaat bagi orang lain maka keberadaan kita mungkin dianggap tidak ada atau dengan kata lain kita hanya sekedar penggembira di muka bumi ini dan jika kita buat istilah filemnya adalah hanya sebagai pemain figuran.
Tetapi benarkah seperti itu, apakah kita hanya sekedar pelengkap penderita dari para pemain besar di kota ini , dinegeri ini, atau bahkan didunia ini. Sekedar makan untuk bisa hidup, lalu jika sudah tiba waktunya maka kita meninggalkan dunia ini tanpa ada bekas yang bisa kita tinggalkan untuk menjadi wacana warisan bagi anak cucu kelak ? tidak. Karena tidak ada satupun mahluk yang dicptakan oleh Allah tanpa maksud dan tujuan, paling tidak kita adalah pelengkap dari sebuah matarantai kehidupan, karena sehebat apapun seorang aktor, tidak akan ada gunanya tanpa penonton.
Pada sebuah kampung kecil yang berpenduduk tidak terlalu banyak , tinggallah Kamin bersama anak dan istrinya. Kampung tersebut terkenal dengan kampung terpelajar karena hampir semua penduduknya berpendidikan paling rendah setingkat SMU. Pekerjaan umum disana adalah berdagang karena banyak sekali rumah industri kecil yang bisa mendistribusikan barang sampai kampung tetangga. Kamin bekerja sebagai tukang sampah, sebuah pekerjaan yang tidak dipandang oleh penduduk setempat yang sudah bisa dikatakan sebagai pengusaha kecil. Karena berpenduduk sedikit tidak jarang tenaga kerja diambil dari kampung lain tentu saja yang memiliki pendidikan yang baik.
Kamin tidak pernah menyelesaikan SD nya. karena orang tuanya tidak sanggup membiayainya sehingga sejak kecil dia sudah membantu orang tuanya sebagai tukang sampah, pekerjaan yang sekarang diwarisinya. Setiap pagi Kamin berkeliling kampung memungut sampah dari rumah industri dan rumah penduduk untuk di lokalisasi pada suatu tempat yang telah disediakan untuk kemudian dihancurkan atau diolah menjadi pupuk. Seminggu sekali Kamin mendapat upah dari para penduduk atas jasanya tersebut.
Karena termasuk sebagai kampung paling produktif maka pemerintah daerah setempat memilih kampung tersebut sebagai kampung percontohan. Tidak tanggung-tanggung, Gubernur berniat langsung datang untuk memberikan penghargaan atas keberhasilan kampung tersebut. Seminggu sebelum acara selamatan dimulai para penduduk mulai mengiasi rumah mereka dengan berbagai macam hiasan. Berbagai acara di agendakan yang melibatkan hampir semua warga kecuali Kamin yang tetap pada posisi hariannya, tukang sampah.
Dua hari sebelum acara dimulai Kamin meninggal dunia karena sakit. Sampah tidak ada yang menangani karena tidak pernah di perhitungkan sebelumnya dan tidak satupun penduduk yang mau menggantikan posisi Kamin, sehingga sehari sebelum acara di mulai sampah sudah menumpuk di berbagai tempat, di pojok-pojok gang, di bak sampah depan rumah. Warga panik dan Kepala kampung memerintahkan seluruh warga terjun kelapangan membersihkan sampah yang menyebabkan acara yang disusun menjadi berantakan
Keesokan harinya, ketika acara akan dimulai dan Gubernur akan datang. Kepala kampung memberikan pidato singkat kepada warganya.
" Hari ini Pak Gubernur akan datang memberikan penghargaan kepada kampung kita sebagai kampung paling produktif. Tetapi hari ini kita sadar bahwa kampung kita belum layak mendapatkan penghargaan tersebut karena kampung ini belum bisa menghargai warganya sendiri. Warga kita itu hanya seorang diri tetapi tanpa dia kita sekampung telah dibuat kewalahan. Semua itu bukan karena ketidak mampuan kita tetapi lebih dari perlakuan kita terhadap pekerjaan tersebut. Hari ini sebelum kita mendapatkan penghargaan apapun dari luar maka izinkanlah saya menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya bagi almarhum Kamin dan keluarganya atas segala jasa-jasanya bagi kampung kita"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar