Senin, 02 Maret 2009

Terkikisnya Sebuah Tradisi

Sebelum memasuki Jawa, penyebaran Islam di pesisir pantai Sumatera telah lebih dahulu dimulai. Kita bisa menemukan peninggalan situs maupun adat  dari kebudayaan Islam dibeberapa kota besar seperti Banda Aceh , Medan, Padang, Bengkulu dan Palembang. Di beberapa wilayah Sumatera Utara terdapat juga beberapa situs peninggalan seperti kuburan berukuran dua setengah meter di Barus sekitar seratus kilometer dari kabupaten Sibolga dan sebuah Masjid di pinggir laut yang telah berumur ratusan tahun ( sekarang sudah hancur terkena abrasi pantai dan gelombang tsunami ).
 
Almarhum kakek saya lahir dan besar disana. Sekitar tiga puluh tahun yang lalu sewaktu menginap dirumahnya yang berjarak dua ratus meter dari masjid tua tersebut, saya sering mendengar hentakan kalimat tauhid "la ila ha ILALLAH" oleh para jamaah masjid, membahana berbaur dengan deru gelombang air laut yang menghantam karang dan pasir di pantai. Dzikir jahar yang meupakan tradisi tua yang belakangan di bid'ahkan sebagian orang merupakan salah satu bukti kentalnya nuansa Islam di daerah tersebut.
 
Berbeda dengan almarhum kakek, almarhumah nenek dari ibu yang berasal dari Padang pariaman adalah penganut tarekat Naqsyabandi. Pada masa penjajahan beliau sering berpindah-pindah tempat bertugas sebagai perawat bagi para pejuang. Pada masa muda sampai menikah beliau menetap di bengkulu yang sangat kental dengan tradisi Syi'ah, akan tetapi kesantuan dan tatakrama  yang mencerminkan ahlak yang luhur membuat tidak ada sekat yang membedakan Syiah dan penganut tarekat yang berada di bawah organisasi Nadhatul Ulama. Di masa tuanya nenek banyak menghabiskan waktu dengan suluk baik secara sendiri dirumah maupun berjamaah di surau.
 
Jika abrasi air laut telah mengikis pantai, maka belakangan ini terkikisnya tradisi-tradisi lama seperti ikut menyeret terkikisnya ahlak para penganut agama yang sama dengan Nabi yang sama dan Tuhan yang sama, sebagian mengatasnamakan pemurnian agama, sebagian lagi orang yang mengikuti orang yang mengatasnamakan pemurnian agama. Penyebaran Islam telah dimulai para sahabat semenjak Rasulullah SAW masih ada yang misi utamanya adalah pengesaaan Allah.