Rabu, 25 Februari 2009

Salam semua untuk semua temanku

Postingan ini memang tidak di peruntukan bagi milist seperti yang biasa saya lakukan, tetapi sekedar menyapa yang telah berkenan mampir ke blog saya.
satu dua hari ini memang saya agak jarang menulis artikel mungkin bukan karena sibuk tapi lagi terpecahnya konsentrasi untuk beberapa fokus pengerjaan sesuatu pembelajaran termasuk blogging juga yang gak pernah ada kemajuan.
 
Belakangan ini saya juga jarang mendapat support dari teman sekalian, gak tahu kenapa seperti ada saja yang kurang apa mungkin karena manusia itu tidak pernah merasa cukup kali yah, mungkin juga, tapi mungkin juga karena kita memang terkondisi sebagai masyarakat sosial, jadi self esteem kadang-kadang suka muncul sendiri itu juga mungkin atau ada kemungkinan lain
 
jadi, di tunggu masukannya yah, atau tegur sapanya....atau apalah
 
Salam persahabatan
 
David
 
note : hampir lupa ada percobaan blogging baru di www.komunitasspritual.blogspot.com  linknya juga ada di blog ini berisi artikel dari beberapa orang yang saya anggap cukup bagus atau berkompetent atau mungkin juga tulisan anda. Coba hubungi saya nanti akan saya kasih alamat email yang ketika di posting akan langsung masuk ke blog tersebut secara otomatis ya ajang tulis menulis lah , terimaksih yah

Senin, 23 Februari 2009

"Unread" email

Ranah pemikiran setiap orang memang beragam, begitu pula dengan ketertarikannya dengan pemikiran orang lain. Ada orang sangat gemar dengan dunia politik sehingga apapun di identikan dengan kegemarannya tersebut seperti Politisasi Islam, Politisasi ekonomi, Politisasi Dakwah, Sastra Politik sampai mungkin kajian syariah politik. Ada juga yang lebih memfokuskan pada masalah ekonomi, masalah hukum, masalah sastra dan seni,  dan sebagainya.
 
Anggapan miring sering muncul ketika apa yang di jabarkan orang lain tidak sesuai dengan ketertarikannya pada masalah tersebut namun disisi lain masalah tersebut tetap di hidangkan kepadanya dan pilihannya adalah menelan atau membuangnya. Tetapi ada juga yang berusaha menelan lalu kemudian memuntahkannya, ini yang terkadanag cukup menyakitkan bagi si penghidang. Mungkin cara yang elegan adalah dengan menyimpan sementara sampai suasana hati memanaggil untuk mencernanya secara perlahan.
 
Dari dua paragraf pembukaan diatas mungkin sudah ada sebagian yang mau muntah karena merasa arah tulisan ini tidak sesuai pengharapannya ketika pertama kali membaca. Justru hal inilah yang menjadi subjek bahasan yaitu " Jangan katakan tidak ketika anda tidak menyukai sesuatu, letakan saja,  sampai suatu hari dimana hal-hal yang anda sukai mulai menghilang maka dia akan datang untuk menyapa anda"
 
Hari itu, sekitar satu tahun yang lewat seperti hari-hari sebelumnya Samboja menerima beberapa email dari sahabat pena (penpal) yang bercerita mengenai keseharian mereka dalam bertukar pengalaman, namun hari itu Samboja sedang malas membaca email yang menurutnya isinya sekedar basa basi dan lebih memfokuskan browsing pada masalah " Financial Freedom" yang di populerkan oleh Robert T Kiyosaki, penulis favoritnya.
 
Ramadhan teman satu kosnya sering menjadi tempat curhat Samboja termasuk mengenai para penpal yang selama berhubungan denagnnya  dan salah satunya yang paling dekat bernama Nurmala. Samboja tidak pernah tahu bahwa secara sembunyi ternyata Ramadhan sering mengirim email ke Nurmala, wanita asli Jakarta yang sedang kuliah di Malaysia. awalnya hanya sekedar mewakili Samboja yang jarang membalas email dari Nurmala lama-kelamaan mereka membuat cerita sendiri di luar episode yang pernah di rangkai oleh Samboja.
 
Dua minggu yang lalu Samboja menerima undangan pernikahan dari Ramadhan yang akan berlangsung di Wates Jawa Tengah di kampung Ramadhan dengan wanita pujuaanya. Pada Undangan tersebut tercatat bahwa hari akad akan berlangsung  tiga hari lagi, masih ada satu hari untuk cari dana kesana pikir Samboja. Sambil melihat kartu undangan berwarna biru muda samboja melihat nama mempelai wanita tertulis Nurmala Santika Dewi, sebuah nama yang tidak asing di telinga Samboja. Perlahan Samboja mulai melihat email-email lama, memang hampir satu tahun Samboja tidak melihat email yang sudah membanjir karena disibukan dengan rangakain kegiatan setahun terakhir yaitu skripsi, wisuda dan melamar pekerjaan.
 
Beberapa email dari Nurmala masih berstatus "unread". Satu persatu email dari Nurmala dibuka ternyata feeling Samboja benar bahwa Nurmala yang akan di nikahi Ramadhan adalah Nurmala sahabat penanya. Beberapa kali Nurmala menceritakan bahwa Ramadhan sering menghubunginya baik melalui email maupun telepon, dan inilah isi surat terakhir dari Nurmala
 
Buat Kak Samboja,
 
Beberapa kali Nur mencoba menghubungi kak Sam tapi tidak pernah ada balasan, Kak Ramadhan bercerita bahwa kak Sam masih di sibukan dengan lamaran-lamaran pekerjaan setelah beberapa waktu lalu kakak di wisuda, itupun tanpa ngasih tahu Nur, tapi gak apa-apa. Seperti ada yang hilang memang, soalnya Nur memang mebutuhkan seseorang untuk memberikan semangat untuk tetap bertahan di negeri orang dalam mencari ilmu seperti yang dulu kak Sam sering lakukan, apalagi jurusan kita sama yaitu Hubungan Internasional.
 
Belakangan ini kak Ramadhan mulai menggantikan posisi kak Sam, mungkin kak Ramadhan pernah cerita, atau ngga ? gak taulah soalnya Nur gak bisa mengkonfirmasi sama kakak. Walau awalnya agak canggung karena tentu saja kakak paham bahwa tidak mudah berkeluh kesah pada setiap orang secar bergantian karena di butuhkan kepercayaan, seperti kepercayaan Nur sama kak Sam yang sudah seperti kakak Nur sendiri.  Namun karena kakak Ramadhan ternyata orang baik , jadi apa salahnya toh dia juga teman baik kak Sam.
 
Seiring perjalanan waktu, hubungan Nur sama kakak Ramadhan sudah semakin dekat dan terakhir .......tentu kakakakan kaget membacanya ....ya dia mau melamar Nurmala...gimana pendapat kakak....balas yah
 
Salam dari  Nurmala
 
Email terakhir tersebut masuk sekitar dua bulan yang lalu. Mata Samboja menatap langit-langit kamar melihat sebuah skenario Allah kembali terjadi lewat rangkian kata dan kelincahan jari jemari menekan tuts komputer yang menjadi saksi bisu drama kehidupan manusia.
 
 
 
 
  

Rabu, 18 Februari 2009

Cerita Lama

Kembali fikiran terbang kemasa delapan belas tahun yang lalu, masa-masa sekolah. Kata orang masa itu adalah masa yang paling indah, mungkin ada benarnya juga karena disana ada persahabatan, cerita cinta dan lainnya yang susah untuk dilupakan. Goresan tinta takdir memang membuatku terdampar di suatu sekolah yang tidak ada dalam rekayasa cita-citaku yang melulu berhubungan dengan lukis melukis atau desain yang aneh-aneh lewat grafis komputer ( padahal waktu itu komputer grafis belum banyak beredar dimasyarakat umum selain aplikasi wordstar, lotus123, dan DBaseIII).
 
Walaupun kelas berpenghuni hampir empat puluh orang tetapi kaum adam yang hidup bergerombol sebagai kaum minoritas dikelasku hanya berjumlah tujuh kepala sewaktu kelas satu, menjadi enam kepala sewaktu kelas dua dan berakhir di lima kepala sewaktu kelas tiga, benar-benar termarginalkan sampai benar-benar tersingkir dari kelas tetapi bukan karena tidak naik kelas tetapi karena menggelapkan uang sekolah dan memalsukan tandatangan dan stempel bagian administrasi. Sebuah kejahatan terencana, cikal bakal korupsi yang waktu itu belum negtop seperti sekarang.
 
Sebagai kaum minoritas, kebersamaan memang sangatlah penting terutama karena empat diantara kelima orang tersebut adalah 'fresh urban' atau anak perantauan yang hidup tanpa orang tua ditanah pengharapan dan yang satu lagi walupun sama-sama urban tapi sudah dia sudah tidak fresh lagi dan orang tuanya komplit menemaninya setiap hari , orang yang satu itu ya aku ini.
 
Seminggu sebelum ujian, kami memutuskan untuk jalan-jalan keancol dengan dana yang minim, maklum semua anak pekerja yang meliburkan diri sebelum pertempuran dimulai. Sesampai di ancol semua terlihat letih dan berusaha mencari tempat beristirahat dan ketemu. Sepuluh menit kemudian datang seorang petugas menegur kami " Mas apa tidak melihat tanda larangan di papan ini " kata petugas tadi , dengan mata agak melotot " Loh emang bapak tidak bisa baca pake nanya kami segala " kata Sugianto merasa tidak bersalah " Loh kok jadi galakan kamu udh jelas salah lihat dan baca DILARANG MENGINJAK RUMPUT" seru pak petugas mulai naik darah. " Itu bapak bisa baca, kan bapak tahu kami tidak sedang menginjak rumput tapi kami sedang tidur diatas rumput"  kata Sugianto sambil cengengesan.
 
 
 

Selasa, 17 Februari 2009

Prasangka Yang Memepersempit

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw., beliau bersabda : "Ketika Allah menciptakan makhluk, Allah menulis di dalam kitabNya, Dia menulis atas diriNya, Dia meletakkan di sisiNya pada Arasy : "Sesungguhnya rahmatKu mengalahkan kemurkaanKu". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
 
Setelah lama berkutat dalam pemenuhan hidup mencari sesuatu yang di anggap layak namun tidak pernah mencapai ujung, seorang teman mulai jenuh dan mengeluh dengan berbagai rutinitas yang banyak menyita waktunya. Saat ini dia berniat meluangkan waktu memperdalam ajaran agama yang dianutnya secara tidak sengaja karena terlahir dari orang tua yang menganut agama Islam. Dia pernah berseloroh " enak juga ya punya orang tua muslim begitu lahir langsung dijamin masuk surga masalah mampir dulu ke neraka urusan lain lagi tapi jaminannya itu loh sedangkan bayi yang terlahir dari agama lain masih fifti-fifti gak jelas tergantung hidayah dari Allah .....rasanya sih ada yang aneh tapi ...ya sudahlah terima enaknya aja "  celotehnya sambil tersenyum senyum.
 
Waktu itu saya memang belum mau membahas masalah tersebut dan membiarkannya bermain dan menjelajah  dunia yang baru dimasukinya. Pemahaman yang dirasa aneh oleh sahabat tadi pun sebenarnya dipahami oleh tidak sedikit ummat Islam, dan hal ini juga dipahami oleh umat lain secara berbeda seperti pemahaman umat Yahudi yang menganggap ummat selain mereka seperti sampah atau bahkan binatang.
 
Beberapa hari kemudian sahabat tersebut kembali mengeluh, dia berkata ketika ikut salah satu pengajian dia dihadapkan dengan berbagai larangan yang berujung kata neraka, bahkan sekarang beberapa celana panjangnya di titipkan di tempat Pak Thamrin tukang jahit dekat masjid  untuk di potong beberapa senti sesuai kaidah tempat pengajian yang baru dimasukinya. Dia diajak oleh salah seorang teman kantornya yang memang telah lama mengikuti pengajian tersebut.
 
Sahabat tadi bertanya apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang masuk neraka, tentu saja jawabannya cuma satu yaitu dosa, namun kriteria dosa memang bermacam-macam dan secara garis besar yang menyebabkan dosa ada dua yaitu melanggar perintah Allah  dan melaksanakan laranganNya jawab saya terhadap sahabat tadi yang masih bergelayut dengan sketsa neraka di kepalanya, namun jangan dilupakan bahwa ampunan Allah juga sangat luas kata saya kepada sahabat tadi yang mulai tampak ceria
 
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. dalam menceritakan apa yang (datang) dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Seorang hamba berdosa dengan suatu dosa, ia berkata : "Wahai Allah, ampunilah dosaku". Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman : "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya". Kemudian ia kembali dan berdosa, ia berkata : "Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku". Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi berfirman: "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, ia mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya". Kemudian ia kembali berdosa, dan berkata : "Wahai Tuhanku, ampunilah dosa saya". Lalu Dia Yang Maha Suci dan Maha Besar berfirman : "HambaKu berdosa dengan suatu dosa, lalu mengetahui bahwa ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan menuntutnya. Berbuatlah apa yang kamu kehendaki, Aku telah mengampunimu". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).
 
 

Senin, 16 Februari 2009

Fardu Kifayah

Hari itu hujan rintik-rintik, pengumuman dari masjid terdengar bahwa salah satu warga RT sebelah ada yang meninggal dunia. Karena rumah tidak jauh dari masjid saya sempatkan untuk turut serta mensholatkan mayit. Terlihat pak Hendi sedang asyik bermain dengan anaknya, " Pak Hendi mau kemasjid sama saya ?"  tanya saya, kebetulan payung yang saya bawa agak lebar, " Terimakasih pak, gak usah,  kan yang sholatin udah banyak jadi kewajibannya sudah gugur toh, salam aja sama yang lain ya " serunya dari balik pintu.
 
Mayoritas ulama memang sepakat menetapkan sholat jenazah sebagai fardu kifayah.  Secara garis besar makna fardu kifayah adalah  suatu perkara wajib yang harus dilakukan oleh sekelompok orang (masyarakat umum), apabila perbuatan itu dilaksanakan oleh sebagian orang dari kelompok masyarakat itu maka gugurlah kewajiban atas masyarakat lain disekitarnya. Jika kita lihat makna dasar sesuatu yang wajib atau fardu yaitu di kerjakan berpahala dan di tinggalkan berdosa maka sebenarnya istilah ini menjadi tampak rancu jika pengetahuan atau informasi telah sampai.
 
Jika kita telah mengentahui bahwa ada orang lain yang mengerjakan fardu kifayah  maka tentu namanya bukan lagi bersifat wajib bagi kita tetapi jadi sunnah, dengan kata lain kewajiban itu jatuh ketika kita tidak mengetahui keberadaan orang yang akan melaksakannya, dan pertanyaan lanjutan apakah sama posisi meninggalkannya secara sengaja dengan meninggalkannya tanpa sengaja ?
 
Islam tidak pernah mempersulit ummatnya dalam menjalankan perintah agama, akan tetapi mencari-cari jalan termudah juga bukanlah cara bijaksana. Di beberapa artikel sebelum ini pernah saya kutip ucapan Ustadz Najib, guru tempat saya menggali secuil ilmu dan kali ini saya coba mengutip kembali bahwa manusia itu di hijab oleh dua hal yang pertama oleh ego atau hawa nafsunya yang kedua oleh pengetahuan atau akalnya
 
Rasulullah SAW pernah bersabada "Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar". (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
 
 

 
 

Jumat, 13 Februari 2009

Ketidakberhinggaan

Gurauan sering muncul disuasana ta'lim yang dilaksankan setelah sholat Ashar sampai menjelang Magrib di masjid dekat rumah dengan mengundang Ustadz dari tempat lain. Kebetulan pengajian anak-anak sekolah menengah yang tidak jauh dari lokasi juga dihadirkan oleh guru mereka sehingga suasana tampak cukup riuh.
 
Setelah melewati bebarapa sesi termasuk ceramah, acara di lanjutkan dengan tanya jawab. Karena masjid didominasi oleh anak-anak sekolah sehingga pertanyaannyapun tidak jauh dari masalah fiqih, seperti mengenai pacaran, perkelahian, contek mencontek, dan adab menuntut ilmu.
 
Namun ada satu pertanyaan yang jika di kategorikan maka ini menyangkut masalah tauhid. Entah dari mana anak ini bisa memperolah pertanyaan tersebut yang tampak main-main tetapi cukup menjebak dan jika tidak dijawab bisa menimbulkan persepsi yang salah di mata anak-anak yang lain. " Pak Ustadz, bukankah Allah itu maha pencipta ?" tanya anak tersebut " benar " jawab pak Ustadz dengan tenang " apakah ada sesuatu yang tidak bisa di ciptakan oleh Allah ?" tanya anak itu seperti menyelidik. " tentu tidak, jika Allah sudah berkehendak maka apapun bisa di ciptakan oleh Allah" kata sang Ustadz " Apakah Allah bisa menciptakan segala sesuatu yang lebih besar dan lebih hebat dari pada Dia ?" tanya si anak sambil tersenyum merasa dirinya menang
 
Model pertanyaan jebakan seperti ini sering saya lihat dilakukan oleh para kaum liberalis yang merujuk dari pemikiran para filsuf masa lalu baik yang dari barat maupun dari timur, dan saya sudah bisa menangkap arah pertanyaanya. Justru yang menjadi pertanyaan saya adalah dari mana anak ini memperoleh pertanyaan seperti ini, dari buku, dari kakaknya, orang tuanya atau siapa ? sekilas saya melihat seorang guru di pojokan pintu seperti tersenyum mendengar pertanyaan anak muridnya, tapi senyumnya aneh seperti sinis, ah entahlah apakah ini sebuah skenario.
 
Dan anehnya lagi setelah mendapat informasi dari seorang rekan bahwa guru yang berdiri di pojok pintu adalah guru fisika bukan guru agama. Kepala saya mulai berputar-putar apakah ini merupakan rekayasa agar jawabannya menyinggung bidang guru tadi, ah kembali saya berpikiran buruk , karena memang jawaban atas pertanyaan anak tadi hanya bisa di logikakan dengan nilai angka-angka.
 
Ustadz tersebut tersenyum dan berkata " Tidak ada yang tidak bisa di ciptakan oleh Allah selama Dia berkehendak, dan tentu saja bukan atas kehendak kita, karena untuk apa Allah menciptakan sesuatu yang lebih dari pada Dia, apakah hanya untuk menyenangkan kita. Senang atau tidaknya kita tidak akan mempengaruhi kemaha-an Allah dihadapan hambanya karena Allah tidak akan di rugikan jika kita  tidak menyembahnya sekalipun" jawab sang Ustadz yang sebenarnya tidak menyentuh substansi pertanyaan tapi bagi anak-anak tentu jawaban tersebut lebih dari cukup
 
Sang guru yang semula hanya diam berusaha untuk bicara tapi smbil pura-pura batuk dekatnya saya berkata " wah pertanyaan anak tadi hebat juga ya...kalo sekiranya di balik emang ada angka setelah angka nol " rupanya naluri keilmuannya berhasil saya tarik agar fokusnya lepas dari forum tanya jawab karena saya takut ada debat kusir yang beda jurusan sama seperti ulama berdebat dengan dokter tentang fatwa bahaya rokok.
 
" Tidak ada lagi nilai setelah angka nol , manusia menciptakan angka-angka untuk memudahkan perhitungan dan setiap perhitungan harus mempunyai titik untuk memulai dan titik awal tersebut terbebas dari segala perhitungan baik ketas maupun kebawah dan nilai tersebut di namakan nol " kata guru tadi mencoba memberikan pengertian " lalu bagaimana dengan angka minus " tanya saya sambil memperlihatkan raut wajah penasaran " minus hanyalah cermin kebalikan dari plus kalo di teruskan maka hasilnya tidak berhingga baik keatas yaitu plus dan kebawah yaitu minus" jawabnya sambil tersenyum bangga
 
" jika kita telah membuat kesepakatan tentang nilai terbawah bagaimana menggambarkan nilai teratas " tanya saya" jawabannya adalah ketidak berhinggaan" jawab guru tadi dengan tegas " apakah tidak ada bahasa yang bisa mendefinisikan sesuatu yang paling tinggi , bagaimana dengan kata maha " tanya saya mulai melempar jala " mmm....mungkin kata maha bisa juga dijadikan wakil kata yang paling tinggi, mungkin " jawabnya mulai ragu " jika kita telah sepakat membuat kata maha menjadi kalimat pamungkas terhadap sesuatu yang paling apapun, apakah kita masih harus mencari kata lain lagi selain kata maha tadi " tanya saya. Guru tadi memandang saya seolah mengerti arah pertanyaan-pertanyaan saya dan hendak memulai perdebatan baru tapi saya akhiri dengan salam sambil menjabat tangannya, dan berlalu dari dari hadapannya yang masih memerah seperti hendak memuntahkan sesuatu.
 
 
 
 
 
 
 

Selasa, 10 Februari 2009

Yang Bertanya dan Yang Menjawab

Terkadang didalam suatu komunikasi tehnik penyampaian begitu mempengaruhi bahasan yang akan disampaikan. Saya teringat dulu ketika masih sekolah mengenai pilihan berganda, mari kita review kembali, mudah-mudahan tidak membosankan :
pilihan A. Jika  jawaban benar dan alasannya memiliki hubungan sebab akibat
pilihan B. Jika  jawaban benar tetapi alasannya tidak memiliki hubungan sebab akibat
pilihan C. Jika jawaban salah tetapi alasannya memiliki hubungan sebab akibat
pilihan D. Jika jawaban salah dan alasannya  tidak memiliki hubungan sebab akibat
 
Di televisi kira-kira seminggu yang lalu ada seorang ustadz menjawab pertanyaan mengenai pluralisme, mengenai mengapa begitu banyak agama dan mengapa hanya Islam agama yang benar, lalu jawaban beliau " kalo semua agama sama benarnya buat apa kita capek-capek sholat lima kali sehari sedangkan nasrani sekali seminggu begitu juga ummat lain".  silahkan kategorikan jawaban ustadz tersebut menurut pendapat anda tetapi jawaban tersebut langsung menyengat kepala saya, apalagi acara tersebut langsung (live). Disamping itu logika penyederhanaan masalah ini bisa jadi santapan para "SEPILIS" . Dalam suatu riwayat Rasulullah pernah di tanya apa yang paling ditunggu setiap hari olehnya  dan dijawab oleh beliau adalah waktu sholat, karena sholat adalah mi'rajnya ummat Islam.
 
Islam adalah agama terapan bukan sekedar tempat mencari jawaban, karena tidak pernah ada jaminan bahwa seseorang yang telah memperoleh jawaban atas segala pertanyaanya  juga  akan memperoleh keimanan, karena jika kita buat analogi sederhana dimana iblis lebih mengetahui mengenai Allah dari pada nabi Adam, tetapi berakhir pada pengingkaran. Tebaran ayat di Al Qur'an mengenai penggunaan akal adalah untuk mencari kebenaran bukan untuk memperbandingkan kebenaran untuk sebuah pembenaran, karena perbandingan tentu saja membutuhkan lebih dari satu sandaran dan mencari sandaran lain selain Al Qur'an adalah pengingkaran.
 
Pertanyaan dan jawaban semestinya berbanding lurus, tetapi kaidah bahasa memperbolehkan sebuah jawaban mengandung pertanyaan baru tetapi jika dibiarkan maka yang  terjadi adalah pertanyaan induk menjadi bias dan tidak fokus dan kebanyakan berakhir tanpa ada hasil apa-apa. Alexander Graham Bell pernah berkata bahwa sinar matahari tidak akan pernah bisa membakar sesuatu sampai datang lensa untuk memfokuskannya.
 
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ( Al Anfaal ayat 46)

Minggu, 08 Februari 2009

Republik kata-kata

Sebuah tulisan terkadang memiliki kebebasan dalam mengekspresikan dirinya, sehingga sebuah blog bisa di ibaratkan sebuah republik. Dalam banyak hal tulisan bisa menambah perbendaharaan pengetahuan tetapi dalam hal lain tulisan juga bisa membunuh karakter yang bukan hanya seseorang tetapi juga sebuah negara. Jika pedang hanya mampu melukai beberapa orang tetapi pena bisa menanggalkan martabat sebuah bangsa.
 
Dinegara ini para "domokrat kata" memiliki tempat cukup bersahaja dalam menjajakan cerita, opini dan informasi. Sebelum ada rekaman video, maka rekaman kata melalui tulisan adalah satu-satunya bukti bersejarah tentang berpindahnya ilmu pengetahuan dari suatu generasi kegenerasi lainnya.
 
Jika hari ini para sahabat menyaksikan saya menggunakan suatu media dalam menyampaikan sebuah pendapat maka besar juga harapan saya media ini menjadi ajang silaturahim kita, kurang tampak indah mungkin tapi baru ini pengetahuan di bidang blog yang bisa  tersaji, sehingga jika ada ide-ide lainnya maka saya sangat berterimakasih sekali kepada para pembaca bahkan kalo mungkin semua bisa menulis disini ( open opinion ).
 
 
 
 

Sisi Lain Dari Akal

Dalam beberapa sisi kita sering bertarung dengan nalar kita sendiri. Asas kepantasan dalam situasi tertentu bisa menjadi pertanyaan terhadap asas kewajaran. Kewajaran bagi orang papua tidak mengenakan pakaian didepan umum merupakan ketidakpantasan bagi daerah lain melakukannya. Bagaimana jika ada yang berlagak menggunakan logika dengan mengatakan " mengapa ada yang mempermasalahkan cara berpakaian seseorang, jika suku badui, papua atau atau yanglainnya merasa biasa saja, mengapa kita tidak " katanya sambil berlenggak lenggok mempertontonkan sebagian auratnya dengan alasan "fesyen".
 
Jika kita buat hukum universal apakah semua suku yang masih agak terbelakang bisa dikenakan sangsi keharaman karena telah mempertontonkan aurat secara terbuka didepan umum ? jika tidak bagaimana jika ada yang bersembunyi di balik alasan yang telah disebutkan diatas ? lalu apa sebenarnya yang membedakan setiap generasi ? tidak lain adalah pengetahuan dan kemampuan menggunakan akalnya. Tidak masuk akal jika ada orang hidup pada masa sekarang bersembunyi di balik pengetahuan seseorang yang hidup dimasa lalu sebagai contoh professor di bidang robot mekanik pada tahun tujuh puluhan bisa jadi pengetahuannya  tidak bisa disamakan mahasiswa pada bidang yang sama pada saat sekarang.
 
Dalam sebuah obrolan santai dengan seorang teman yang perokok berat, yang merupakan alumni dari sebuah pondok pesantren mengatakan bahwa para kiayinya baik yang dulu mapun yang sekarang semuanya perokok berat sehingga dia sempat mempertanyakan kredibilitas ulama sekarang dengan para mendiang kiayinya. Saya teringat nasehat Ustad Najib dalam pelajaran ahlakulkarimah, bahwa manusia itu di hijab oleh dua hal yaitu oleh ego atau hawa nafsu dan yang kedua oleh pengetahuan atau akalnya.
 
........... Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ( Az Zumar ayat 9 )
 
 

 
 
 

Masalah klasik

Hampir setiap orang pernah terjebak dalam kisah klasik mengenai kebutuhan uang. Hari ini masalah ini datang seketika mendominasi pikiran mengenai apapun selainnya. Tentu ini bukan sekedar bagaimana mensyukuri apa yang telah kita dapat, karena ceritanya datang tiba-tiba dimana orang tua mendadak sakit parah tanpa pernah terdeteksi sebelumnya, kanker otak.

Biaya prapengobatan, terapi dan operasi hampir melebihi lima puluh juta rupiah, sebuah dana yang bagi keluarga kami walaupun digabungkan dengan tabungan istri dan ketiga adiku tetap tidak akan mencukupi. Saya sering tersenyum sekaligus cemas melihat cara kerja Allah dalam memainkan sebuah skenario hidup. Mencari pertolongan selainNya seolah buntu, berbagai pikiran tetang pengobatan alternatif terlintas, tetapi pikiran lain seperti mengatakan itu seperti ketidak ikhlasan membantu orang tua.

Biasanya untuk berbagai masalah pelik, saya sering sholat, berdoa dan diam melihat reasksi orang disekitar, melihat cara Allah bekerja menggerakan tangan, kaki dan saya usahakan membekukan pikiran artinya tidak berani berpikir macam-macam dan melihat cara Allah bekerja dan biasanya berhasil, tetapi kali ini pikiran seperti tidak mau diam.

Alunan musik mengiringi kekalutan hati, lalu muncul ide untuk mencari pekerjaan tambahan apapun yang bisa menghasilkan.........dan terus mencari

Selasa, 03 Februari 2009

Petuah Usang


Percikan air hujan menghinggapi pepohonan dan bunga-bunga taman, membuat burung-burung yang hinggap didahan dan ranting kehilangan kicauannya, keceriaan kupu-kupu yang tadi hilir mudik diatas tanamanpun hilang entah kemana. Anak ku bermain tampias air dengan telapak tangan , sambil menjentikan jemarinya yang berisi kerikil kecil kearah genangan air. " Yah kata bu guru kita mesti bersikap seperti air, maksudnya apa sih yah " tanya anak saya membuyarkan lamunan.
Pagi itu saya mengajak anak pergi ketaman sekedar jalan-jalan menghirup udara pagi, tiba-tiba hujan turun, kami terpaksa berteduh di tempat duduk yang berjejer di tengah taman yang mirip halte buskota. Saya tidak mengerti apa yang dimaksud ibu guru anak saya dengan bersikap seperti air, tapi saya berusaha mengambil filosopi umum agar pernyataan ibu gurunya tidak menjadi mentah, mungkin saja ibu gurunya telah menjelaskan dan mungkin anak saya tidak mendengarkan karena sibuk bermain dengan temannya, memang semua sekedar kemungkinan.
" Maksud ibu guru adalah bahwa Yara mesti siap selalu jika di butuhkan orang lain sama seperti air yang bisa menghilangkan dahaga, disamping itu juga Yara harus pandai menyesuaikan diri sama seperti air yang ketika dimasukan ke dalam gelas dia seperti gelas dan sewaktu dimasukan ke dalam ember dia seperti ember tapi bukan berarti Yara tidak punya sikap, tetapi seperti kata pepatah dimana bumi di pijak disana langit di junjung artinya kita harus bisa menjaga sikap dimana pun kita berada"
Anak saya memandang dengan tersenyum, lalu saya bertanya " kok senyum ?" , sambil tersenyum dia menjawab " Ayah kalo ngomong kaya bu guru, panjang sekali , Yara jadi gak ngerti , udah aahh pusing , " haaah jadi ini toh masalahnya.