Senin, 01 Juni 2009

Cangkir Yang Tidak Pernah Penuh


Ibarat air laut bangsa ini terus beriak, gelombang air atau arus pasang surut selalu membuat air tidak pernah tenang. Kapal-kapal yang semestinya dinaungi, suatu saat dihempaskan. Teriakan minta tolong dari awak kapal dikalahkan dengan deru ombak, yang menggulung dan meluluh lantakkan semua armada. Bangsa ini bangsa besar, harus pula dinaungi oleh orang-orang berjiwa besar, jika tidak amarah langit akan menenggelamkan bangsa ini.

Sore itu Pak Kusnadi yang telah lama pindah singgah di pos RW sewaktu akan diadakan rapat pembentukan panitia sunatan massal. Selain dari karang taruna dan dari RT sunatan massal tersebut juga melibatkan dari remaja masjid. Pada pos RW tersebut terdapat televisi berukuran duapuluh sembilan inchi yang menyiarkan berita sore. "Sudah hampir empat tahun sejak pindah ternyata kemajuan Pak Kusnadi lumayan pesat nih" kata ketua RT sembilan Pak Hartono tempat dahulu Pak Kusnadi bermukim. " Ya ada saat-saa dibawah ada saat diatas, hidup ini selalu berputar, benarkan pak " jawab Pak Kusnadi. Berita sore itu menayangkan penangkapan pejabat yang terkena kasus pidana korupsi. " Tapi roda berputar saya masih dibawah roda koruptor itu pak " kata Pak Kusnadi meneruskan jawabannya " artinya seterpuruk apapun dia simpanannya jauh lebih banyak dari saya yang saat-saat ini diatas menurut ukuran kita". Yang lain hanya mangut-mangut " ya jangan disamakanlah roda traktor dengan roda pedati " kata Pak RW bercanda.

Istilah roda selalu berputar sering gunakan orang untuk menggambarkan ritme kehidupan yang selalu berubah, walaupun variasi roda bisa berbeda baik ukuran maupun lokasi, seperti perbedaan berputarnya roda atas dan roda bawah, artinya posisi terbawah dari roda atas adalah posisi teratas dari roda bawah. Allah memang menciptakan tatanan kehidupan demikian rapi seperti tautan gir dalam mesin yang saling berputar satu sama lain untuk bisa menghidupkan mesin.

Seorang teman dalam rapat tersebut tidak setuju dengan pengistilahan roda ini karena menurut dia jika kita mau berusa sekuat tenaga maka kita bisa mencapai sama seperti yang telah dicapai oleh orang lain, termasuk sama seperti para konglomerat yang ada di negara ini. Pak RW yang paling senior, paling tidak dalam jabatan mulai ikut memberikan pendapat. " Setiap manusia itu telah di berikan jatah rezeki oleh Allah , ibarat cangkir, ukuran cangkir setiap orang berbeda satu sama lain. Usaha manusia adalah untuk mengisi cangkir itu dan bukan menggantinya, karena tidak ada yang tahu ukuran cangkir masing-masing selain Allah Subhanahu wata'ala. Ada cangkir yang tidak pernah penuh karena dia tidak mau berusaha, tetapi ada juga cangkir yang luber, artinya dia membagi-bagikan hartanya kebawah walaupun bisa jadi bagi orang tertentu ukuran cangkirnya tidak begitu besar. Ada juga yang ukuran cangkirnya begitu besar sampai-sampai dia menghabiskan hidupnya hanya untuk mengisi cangkir tersebut tanpa pernah sempat membagi-bagikan kepada yg lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar