Selasa, 21 April 2009

Merajut Kepingan Yang Tercecer

Siang itu cukup cerah, sepeda motor masih terparkir di depan toko buku sementara saya berjalan di pinggiran ruko mencari makanan kecil. Seorang anak kecil, pengemis yang biasa berkeliaran di sekitar toko buku, menemukan selembar uang lima ribu tergeletak dijalan, tukang gorengan  yang berada tepat disamping saya berkomentar " wah enak juga baru beroperasi udah dapat rezeki". Memang setiap penilaian tergantung prasangka orang yang menilainya, padahal akan selalu ada rangkaian kejadian yang saling bertaut. Tidak lama anak tersebut menggenggam uang tersebut sang kakak berusaha merebut " sini saya yang pegang, kemaren kamu gak dapat uang yang bayarin" teriaknya. Tapi siadik berusaha menolak dan hasilnya kepalanya di ketok sang kakak sambil merebut uang yang ada ditangannya. " Yah bukannya dapat untung malah di pentung" teriak tukang gorengan seperti merevisi ocehan sebelumnya.

 
Itulah sifat kita, selalu melihat sekeping demi sekeping kejadian disekitar kita, saya sendiri terpaku ditempat seperti orang bodoh yang sedang menonton drama pertunjukan. Seorang pria tua menenteng tas plastik berisi buku yang baru dibeli menarik tangan anak kecil tadi untuk diajak makan bakso, mungkin orang tua itu juga menyaksikan kejadian tadi, bedanya, dia bermain dalam rajutan cerita. " Wah masih untung seribu dong , kan harga bakso enam ribu rupiah permangkok" kembali tukang gorengan disamping saya nyeletuk, kali ini saya sudah mulai tidak suka mendengarnya dan berusaha menjauh.
 
Sewaktu hendak mengambil motor di tempat parkir seorang wanita berteriak karena kecopetan. Peristiwa tersebut berlangsung sangat cepat. Si pencopet terjatuh bertabrakan dengan seorang anak yang merupakan pengemis dan biasa mangkal di daerah itu. Sianak jatuh dan kepalanya berdarah sedangkan tas yang dijambret ikut terpental, sipencopet melarikan diri tanpa menghiraukan hasil jambretannya karena takut diamuk massa. Ternyata rajutan cerita yang saya kira telah rampung masih bertaut dan mungkin akan terus seperti itu, seperti jaring laba-laba yang kian lama kian membesar dan memperlihatkan kekokohan sang pencipta dengan segala kreasi ciptaanya. Anak yang terjatuh karena ditabrak sang pencopet ternyata adalah kakak yang memukul kepala adiknya dan merampas temuan adiknya tadi, sedangkan ibu yang dijambret adalah istri dari bapak yang mentraktir anak pengimis tadi makan bakso.
 
Akan ada  balasan terhadap setiap apa yang telah atau akan kita lakukan. Tugas kita hanya menjadi pemain yang baik dalam panggung sandiwara kehidupan, memberi dengan pemberian yang baik, menerima dengan cara yang baik. Jangan mudah terpengaruh dengan sekeping kejadian yang ada didepan kita atau yang terjadi pada diri kita karena kepingan-kepingan lain akan segera merangkai membentuk suatu simpul. simpul yang akan menjadi bukti bahwa Allah selalu bersama kita, bahkan pada saat kita merasa jauh dariNya sekalipun.