Selasa, 17 Maret 2009

Terbiasnya Makna

Pernah suatu ketika seorang sahabat dari nasrani yang sekarang telah tiada  bertanya " apa sumber kebenaran yang bisa diakui oleh seluruh umat beragama" , secara umum maka saya jawab "hati nurani". Apapun agamanya pasti tidak suka dengan kekerasan, penipuan, penganiayaan dan sebagainya. Tatacara-tatacara menuju kebaikan dan tata-cara menghindari keburukanlah yang didefinisikan oleh agama, sehingga bisa kita temui orang yang tidak mau beragama karena beranggapan bahwa agama hanyalah sebuah dogma menuju suatu tujuan yaitu kebaikan, jika kita bisa sampai kesana tanpa harus beragama, lalu untuk apa ada agama.  
 
Sebagian orang menganggap bahwa orang tidak beragama berarti tidak mempercayai Tuhan, padahal pada kenyataanya tidak seperti itu. Pada masyarakat sekarang ini banyak kita temui orang yang mempersamakan semua agama karena menganggap bahwa agama adalah ciptaan manusia dengan mengatas namakan Tuhan. Seperti negara yang di bentuk oleh masyarakat untuk mengatur masyrakat itu sendiri kemudian setelah terbentuk, negara  menciptakan aturan-aturan untuk mengatur masyarakat berdasarkan kesepakatan bersama maka seperti itu pulalah agama di persepsikan.
 
Keyakinan melawan logika kekinian,  mungkin mendekati kondisi ummat yang terjadi saat ini namun disisi lain fanatisme sektarian juga masih banyak kita temui dalam komunitas bermasyarakat di perkotaan maupun di pedesaan yang di bentuk oleh ketokohan seseorang dengan mengandalkan beberapa hal seperti harta, ilmu maupun penampilan sehingga bisa ditarik sedikit kesimpulan pembalik bahwa yang sering terbawa arus yaitu orang yang kekurangan harta (miskin) , kekurangan ilmu (bodoh) maupun orang yang terbelakang (kurang bergaul).
 
Meningkatnya minat masyarakat terhadap dunia spritualitas jika di tinjau secara kuantitas maka tentu akan membawa dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat artinya mulai tumbuh kesadaran masyarakat mengenai Penciptanya. Tetapi secara kualitas terjadi pergeseran nilai dimana nilai tersebut didefinisikan dengan logika yang masuk akal untuk bisa menjadi sebuah wacana dan bukan untuk di aplikasikan sehingga pada akhirnya ahli agama jauh lebih banyak dari pada ahli ahlak, karena saat ini para penjahat telah banyak berlindung dibalik kopiah bermanterakan dalil-dalil sahih.
 
Saat ini orang mempunyai nurani tetapi tidak menguasai sebuah dalil seperti terpojok dibalik kemegahan kata-kata. Hati nurani telah menjadi barang yang langka. Makna hakiki dari kitab suci itu telah terkubur bersama matinya hati nurani yang selalu menyadari fitrahnya sebagai mahluk yang berTuhan....Alustu birrabbikum..........balaa syahidna