Senin, 23 Februari 2009

"Unread" email

Ranah pemikiran setiap orang memang beragam, begitu pula dengan ketertarikannya dengan pemikiran orang lain. Ada orang sangat gemar dengan dunia politik sehingga apapun di identikan dengan kegemarannya tersebut seperti Politisasi Islam, Politisasi ekonomi, Politisasi Dakwah, Sastra Politik sampai mungkin kajian syariah politik. Ada juga yang lebih memfokuskan pada masalah ekonomi, masalah hukum, masalah sastra dan seni,  dan sebagainya.
 
Anggapan miring sering muncul ketika apa yang di jabarkan orang lain tidak sesuai dengan ketertarikannya pada masalah tersebut namun disisi lain masalah tersebut tetap di hidangkan kepadanya dan pilihannya adalah menelan atau membuangnya. Tetapi ada juga yang berusaha menelan lalu kemudian memuntahkannya, ini yang terkadanag cukup menyakitkan bagi si penghidang. Mungkin cara yang elegan adalah dengan menyimpan sementara sampai suasana hati memanaggil untuk mencernanya secara perlahan.
 
Dari dua paragraf pembukaan diatas mungkin sudah ada sebagian yang mau muntah karena merasa arah tulisan ini tidak sesuai pengharapannya ketika pertama kali membaca. Justru hal inilah yang menjadi subjek bahasan yaitu " Jangan katakan tidak ketika anda tidak menyukai sesuatu, letakan saja,  sampai suatu hari dimana hal-hal yang anda sukai mulai menghilang maka dia akan datang untuk menyapa anda"
 
Hari itu, sekitar satu tahun yang lewat seperti hari-hari sebelumnya Samboja menerima beberapa email dari sahabat pena (penpal) yang bercerita mengenai keseharian mereka dalam bertukar pengalaman, namun hari itu Samboja sedang malas membaca email yang menurutnya isinya sekedar basa basi dan lebih memfokuskan browsing pada masalah " Financial Freedom" yang di populerkan oleh Robert T Kiyosaki, penulis favoritnya.
 
Ramadhan teman satu kosnya sering menjadi tempat curhat Samboja termasuk mengenai para penpal yang selama berhubungan denagnnya  dan salah satunya yang paling dekat bernama Nurmala. Samboja tidak pernah tahu bahwa secara sembunyi ternyata Ramadhan sering mengirim email ke Nurmala, wanita asli Jakarta yang sedang kuliah di Malaysia. awalnya hanya sekedar mewakili Samboja yang jarang membalas email dari Nurmala lama-kelamaan mereka membuat cerita sendiri di luar episode yang pernah di rangkai oleh Samboja.
 
Dua minggu yang lalu Samboja menerima undangan pernikahan dari Ramadhan yang akan berlangsung di Wates Jawa Tengah di kampung Ramadhan dengan wanita pujuaanya. Pada Undangan tersebut tercatat bahwa hari akad akan berlangsung  tiga hari lagi, masih ada satu hari untuk cari dana kesana pikir Samboja. Sambil melihat kartu undangan berwarna biru muda samboja melihat nama mempelai wanita tertulis Nurmala Santika Dewi, sebuah nama yang tidak asing di telinga Samboja. Perlahan Samboja mulai melihat email-email lama, memang hampir satu tahun Samboja tidak melihat email yang sudah membanjir karena disibukan dengan rangakain kegiatan setahun terakhir yaitu skripsi, wisuda dan melamar pekerjaan.
 
Beberapa email dari Nurmala masih berstatus "unread". Satu persatu email dari Nurmala dibuka ternyata feeling Samboja benar bahwa Nurmala yang akan di nikahi Ramadhan adalah Nurmala sahabat penanya. Beberapa kali Nurmala menceritakan bahwa Ramadhan sering menghubunginya baik melalui email maupun telepon, dan inilah isi surat terakhir dari Nurmala
 
Buat Kak Samboja,
 
Beberapa kali Nur mencoba menghubungi kak Sam tapi tidak pernah ada balasan, Kak Ramadhan bercerita bahwa kak Sam masih di sibukan dengan lamaran-lamaran pekerjaan setelah beberapa waktu lalu kakak di wisuda, itupun tanpa ngasih tahu Nur, tapi gak apa-apa. Seperti ada yang hilang memang, soalnya Nur memang mebutuhkan seseorang untuk memberikan semangat untuk tetap bertahan di negeri orang dalam mencari ilmu seperti yang dulu kak Sam sering lakukan, apalagi jurusan kita sama yaitu Hubungan Internasional.
 
Belakangan ini kak Ramadhan mulai menggantikan posisi kak Sam, mungkin kak Ramadhan pernah cerita, atau ngga ? gak taulah soalnya Nur gak bisa mengkonfirmasi sama kakak. Walau awalnya agak canggung karena tentu saja kakak paham bahwa tidak mudah berkeluh kesah pada setiap orang secar bergantian karena di butuhkan kepercayaan, seperti kepercayaan Nur sama kak Sam yang sudah seperti kakak Nur sendiri.  Namun karena kakak Ramadhan ternyata orang baik , jadi apa salahnya toh dia juga teman baik kak Sam.
 
Seiring perjalanan waktu, hubungan Nur sama kakak Ramadhan sudah semakin dekat dan terakhir .......tentu kakakakan kaget membacanya ....ya dia mau melamar Nurmala...gimana pendapat kakak....balas yah
 
Salam dari  Nurmala
 
Email terakhir tersebut masuk sekitar dua bulan yang lalu. Mata Samboja menatap langit-langit kamar melihat sebuah skenario Allah kembali terjadi lewat rangkian kata dan kelincahan jari jemari menekan tuts komputer yang menjadi saksi bisu drama kehidupan manusia.