Selasa, 13 Januari 2009

Sedekah itu Yang Terbanyak atau yang Terbaik

Dari Hakim Ibnu Hazm Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (penerima); dan mulailah dari orang-orang yang banyak tanggungannya; dan sebaik-baik sedekah ialah yang diambil dari sisa kebutuhan sendiri, barangsiapa menjaga kehormatannya Allah akan menjaganya dan barangsiapa merasa cukup Allah akan mencukupkan kebutuhannya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
Kesederhanaan berfikir atau cara berfikir diluar kebiasaan orang kebanyakan ? pertanyaan itu sempat datang kekepala saya waktu itu melihat tingkah aneh Sugianto di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Tradisi berbelanja menjelang lebaran mungkin hampir semua umat muslim pernah merasakannya, termasuk kami yang waktu itu  masih duduk di bangku kelas tiga sekolah lanjutan tingkat atas. Sugianto, Kamin, Jaja, dan Ali yang kesehariannya adalah seorang pekerja sambil sekolah memang jarang meluangkan waktu ke pusat perbelanjaan seperti mall yang ada di Jakarta, sehingga moment menjelang lebaran  ini dimanfaat bersama-sama sebelum menginjak kampung halaman masing-masing.
 
Hari itu Sugianto berniat membeli kaos model kemeja mengganti yang lama yang mulai pudar warnanya. Cukup lama Sugianto di ruang ganti  mencoba beberapa model pakaian yang hendak di beli sementara rekan yang lain masih sibuk memilih. Ketika keluar dari ruang ganti Sugianto masih mengenakan pakian baru yang akan di belinya, saya mengira dia hendak menunjukkan kepada temannya yang lain tentang pilihannya tersebut, ternyata saya salah, dia berniat mengenakannya sampai pulang dan baju lama yang justru berada pada bungkus pakaian baru tersebut
 
Sewaktu hendak membayar pada kasir Sugianto berusaha menjelaskan " Mbak nih baju barunya sedang saya pakai , harganya belum saya copot kok , biar bisa langsung dipakai buat jalan-jalan " kata Sugianto sambil senyum-senyum sedangakan kasir cuma mesem-mesem melihat tingkah Sugianto dan saya berusaha menjauh belagak gak kenal . Sang kasir sempat kewalahan dan kebingungan karena barcode reader mengenai harga barang mesti di tembak pada krah baju yang di kenakan Sugianto dan tuh anak masih saja senyum-senyum merasa berhasil mengerjai si kasir.
 
Kami keluar Mall sambil tertawa melihat tingkah Sugianto yang memang tampak keren dengan baju barunya. Belum jauh kami melangkah seorang pengemis mendatangi kami. Sambil tersenyum Sugianto berkata " siapa yang berani mensedekahkan bungkusan yang ada ditangannya " . Tentu saja yang lain sewot soalnya bungkusan dia adalah pakaian lama sedangkan bungkusan kami adalah pakaian baru. " Jika tidak ada yang berani biar saya yang mulai " ejek Sugianto sambil memberikan bungkusan pakaian dan beberapa lembar ribuan kembalian dari membeli pakaian tadi.
 
Bersedekah memang sangat dianjurkan dan tidak pernah ada batasan dari sebuah sedekah selain ke ikhlasan yang menyertainya. Ada yang ikhlas meyedekahkan seluruh hartanya, ada yang ikhlas menyedekahkan sebahagian, seperempat, seperdelapan, ada juga yang hanya ikhlas menyedekahkan sedikit sisa dari hartanya dan ada juga hanya mengikhlaskan senyumannya sebagai sedekah. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya kalian tidak akan cukup memberi manusia dengan harta kalian, tetapi kalian akan cukup memberikan kepada mereka dengan wajah yang berseri dan akhlak yang baik." Riwayat Abu Ya'la. Hadits shahih menurut Hakim.