Kamis, 27 Maret 2008

Bergerak Dalam Ruang yang Sempit


Tidak ada satupun ummat Islam yang meragukan Al Quran walaupun memang ada sebagian yang hanya sampai pada tataran mengiyakan , dan jelaslah pula bahwa semua Islam ummat juga di wajibkan mempelajarinya tanpa terkecuali, sedangkan bagaimana cara mempelajarinya itu masalah lain lagi. Namun dari kesemuanya itu kita juga harus memaklumi bahwa daya tangkap setiap orang berbeda-beda, mungkin bagi saya hampir sebagian besar ayat-ayat Al Quran adalah mutasyahbihat dan sedikit yang muhkamat dan bagi yang cerdas mungkin lebih banyak yang muhkamat, tergantung dari sisi mana kita memandangnya atau jika mau lebih aman lebih baik memandang dari kaca mata ulama tempo dulu (salaf)

Pada abad ke 21 sekarang ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat dan terjadilah metodologi terbalik. Jika pada masa Rasulullah dan para sahabat , Al Qur'an menjadi dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan (Button Up ), akan tetapi sekarang, hasil dari ilmu pengetahuan seperti dicocok-cocokan dengan ayat Al Qur'an (Up to Down). Kedua hal tersebut tetap mengungkapkan kebenaran Al Qur'an sebagai petunjuk hidup akan tetapi pencitraan nilai Qurani ilmu pengetahuan pada ummat islam seperti terkotakkan pada ruang yang sempit (ritual). Adnan Oktar yang lebih dikenal dengan nama Harun Yahya sering mengungkapkan keajaiban Al Qur'an yang telah berhasil diungkapkan para sarjana-sarjana barat tanpa mereka sadari, bahkan perkembangan ilmu pengetahuan semakin membuktikan keberadaan tuhan, salah satunya adalah Anthony Flew (filsuf atheis) yang terpukau dengan kerumitan biomolekuler yang ada pada DNA yang tidak mungkin muncul dengan sendirinya. Allah sendiri telah menantang manusia pada surat Ar Rahman ayat 33 untuk melintasi langit dengan memaksimalkan kemampuan fikiran.

Nalar selalu mengajak kita bertanya pada sesuatu yang tampak didepan kita, dan kita jarang bertanya pada sesuatu yang tidak tampak walaupun sangat dekat dengan kita. seperti mengapa rambut terus memanjang sementara alis dan bulu mata tidak, hal ini yang menyebabkan para ilmuan jarang melemparkan kata "mengapa" tetapi lebih memfokuskan pada bagaimana hal itu bisa terjadi. Tidak pernah ada satupun penemuan yang benar-benar murni muncul dari fikiran tanpa adanya penyebab dari diri , alam dan lingkungan nya, begitupula Tafsiran Al Quran yang akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman dan dalam hal ini kita selalu mundur kebelakang, artinya jarang kita temukan ahli tafsir yang berasal dari bidang sains, ekonomi atau ilmu sosial, walaupun tidak mungkin tidak ada dan yang kita sering temukan adalah ahli tafsir yang benar-benar ahli menafsirkan karya orang lain (rujukan).

Horison adalah jarak terjauh dari suatu pandangan yang ketika kita bergerak maka ufuk di ujung pendanganpun ikut bergerak, ketika kita melihat orang pada titik horison maka batas pandangan kita tidak akan melampaui orang tersebut dan ketika kita terus bergerak maju maka semakin tampaklah wujud orang tersebut dan batas pandanganpun semakin melampauinya dan semakin kita dekat dengan orang tersebut maka semakin jauh pula titik horison kita dari nya, artinya semakin kita menganggap sesuatu itu kecil bisa jadi sebenarnya ilmu pengetahuan kita yang belum sampai kesana dan kita tidak mungkin selalu diam pada ruang yang sempit karena kita akan sering menganggap sesuatu yang mungkin sangat berharga pada kondisi yang belum ada artinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar